Anda merasa sakit kepala yang muncul disebabkan gangguan sinus? Jangan sampai salah pengertian. Faktanya, menurut penelitian, gangguan sinus tidak mengakibatkan sakit kepala.
Jika Anda sering mengalami sakit kepala, wajib mengetahui enam fakta yang dilansir dari
Shine berikut. Tentunya, agar Anda bisa mencari solusi tepat untuk mengatasinya
1. Sebagian penderita migrain tak menyadarinya
Sebanyak 50 persen penderita migrain tidak menyadari bahwa mereka mengalami gangguan. Tipe sakit kepala ini menyebabkan rasa nyeri pada salah satu sisi kepala, disertai dengan mual dan sensitivitas terhadap cahaya.
Namun, bisa juga Anda tak mengalami semua gejala tersebut. "Banyak orang keliru bahwa mereka hanya mengalami ketegangan di daerah kepala," ujar Jason Rosenberg, MD, direktur Johns Hopkins Headache Center.
Jason menganjurkan untuk menemui dokter, jika sakit kepala yang diderita mengakibatkan Anda tak dapat bekerja. Anda mungkin memerlukan obat resep sekelas
Triptan. Jika mengalami migrain kronis, Anda memerlukan obat pencegah setiap hari untuk menangkal serangan.
2. Tidak ada sakit kepala akibat sinus
Lebih dari 90 persen orang berpikir bahwa mereka mengalami sakit kepala akibat sinus dan merasakan migrain. Banyak juga yang beranggapan hanya mengalami ketegangan di daerah kepala.
Sakit kepala migrain memang sering terletak di atas area sinus. Karena itulah, banyak orang yang keliru dan menganggap hal tersebut adalah sakit akibat sinus.
"Jika Anda sembuh setelah melakukan pengobatan untuk sinus, itu karena obat mengandung pereda nyeri. Untuk jangka panjang Anda memerlukan pengobatan migrain yang spesifik," ujar Brian Grosberg, MD, direktur Montefiore Headache Center di New York.
3. Makanan bisa jadi penyebab sakit kepala
Banyak makanan dengan bahan kimia yang dapat memicu migrain dan sakit kepala. Makanan-makanan yang harus dihindari adalah makanan yang banyak menggunakan monosodium glutamat (MSG).
Termasuk makanan bebas gula dengan pemanis buatan seperti aspartam atau sucralose. Jika Anda mudah mengalami sakit kepala, hindari Tyramine, senyawa alami yang terkandung dalam jeruk, pisang, alpukat, daging olahan, keju, bawang dan kacang.
4. Perokok mengalami sakit kepala yang berbahaya
Perokok memiliki risiko tinggi mengalami jenis sakit kepala yang jarang ditemukan, tapi mengancam kesehatan. Hanya ada satu dari 1.000 orang yang mengalami 'rangkaian sakit kepala'.
Namun, hal ini cenderung terjadi pada perokok. Gejalanya meliputi sakit kepala parah pada salah satu sisi kepala dan merasa gelisah atau marah. Jika Anda mengalaminya, segera periksakan ke dokter karena sakit kepala jenis ini dapat membahayakan Anda dan orang lain.
5. Pembengkakan pembuluh darah di otak
Jika sakit kepala parah datang dengan sangat tiba-tiba, yang disebut para ahli kondisi
thunderclap, serta merasa kehabisan energi, atau bahkan terbangun dari tidur, segera periksa ke dokter.
Karena, gejala-gejala ini dapat mengarah pada kondisi gangguan kesehatan berbahaya yang disebut dengan aneurisma. Yaitu kondisi di mana pembuluh darah pada otak membengkak seperti balon.
6. Botoks dapat mengobati migrain
Meskipun botoks dikenal sebagai pengobatan kecantikan, tetapi juga bisa mengatasi migrain. Hal ini pun telah terbukti secara ilmiah dan mulai banyak digunakan.
"Spesialis sakit kepala telah berhasil menggunakannya (botoks) untuk mengobati sakit migrain dan melemahkan migrain selama lebih dari sepuluh tahun," ujar Peter McAllister, MD, asisten profesor neurologi klinis di Yale University School of Medicine.
Para ahli percaya botoks dapat menghalangi sinyal saraf yang menyebabkan rasa sakit. Setiap kunjungan pengobatan, pasien akan mendapatkan 31 suntikan di tujuh area berbeda di sekitar kepala dan leher. Namun, jangan berharap suntikan akan menghilangkan kerutan wajah karena suntikan diberikan di daerah yang berbeda, dengan botoks untuk perawatan kecantikan.
• VIVAnews